Seorang muslim sejati akan senantiasa berakhlak dengan sunnah-sunnah Nabi yang mulia. Dia akan belajar dengan sungguh-sungguh, mengerahkan seluruh kemampuan untuk mengamalkan, dan mendidik diri agar senantiasa istiqamah hingga akhir hayatnya.
Di antara komitmennya untuk menjaga sunnah Nabi, seorang muslim akan sangat hati-hati dalam setiap ucapan dan perbuatannya. ia adalah sosok yang berkata baik, atau diam, dan senantiasa menjauhkan diri sejauh-jauhnya dari berbuat ghibah, apalagi fitnah.
Mereka memahami, ghibah tak ubahnya menikmati daging saudaranya yang telah meninggal, bangkai busuk. Bahkan daging manusia saja terasa menjijikkan saat dimakan, apalagi jika telah membusuk dan menjadi santapan binatang penuh bakteri?
“Celakalah engkau!” nasihat Nabi Shallallahu ‘Alaiahi wa Sallam dengan nada amat tegas kepada sahabat Muadz bin Jabal, “Apakah ada yang menjerumuskan manusia tersungkur ke dalam siksa neraka, kecuali karena hasil dari lidah mereka?”Buruknya ghibah ini disepakati oleh ulama. Tiada yang berselisih terkait keharamannya. Bahkan, al-Qur’an al-Karim dan as-Sunnah ash-Shahihah turut menerangkannya. Maka, kepada siapakah segelintir kaum Muslimin bersandar jika masih saja menjadikan ghibah sebagai amalan yang enak dikerjakan di sepanjang waktu yang dia miliki?
Maka ghibah amat dijauhi oleh kaum Muslimin sejati. Ia hanya dikerjakan oleh orang-orang yang mengaku Muslim, tapi hatinya ingkar. Ia hanya diamalkan oleh orang-orang yang bermuka dua; berbolak-balik, tidak konsisten.
Di hadapan saudaranya, ia mengatakan kebaikan, menyampaikan pujian, sanjungan, dan kalimat kebaikan lainnya. Akan tetapi, saat berada di belakangnya, ia tak segan menyampaikan hinaan dan menuturkan semua keburukan yang dikerjakan oleh saudaranya. Padahal, dia bisa menyampaikan keburukan itu secara langsung, empat mata, agar saudaranya bisa bergegas memperbaiki diri.
Orang-orang seperti inilah yang disebut oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, sebagaimana diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dan Imam Muslim, sebagai orang yang paling jahat di sisi Allah Ta’ala, kelak di Hari Kiamat.
“Kalian akan menemukan orang yang paling jahat di sisi Allah Ta’ala pada Hari Kiamat. Ialah orang yang bermuka dua; tatkala tiba satu rombongan ia berwajah ini, sedangkan terhadap rombongan lain ia berwajah lain lagi.”
Semoga Allah Ta’ala menjadikan kita Muslim sejati; yang mampu menjaga lisan dari perbuatan dosa dan maksiat. Aamiin.
Wallahu a’lam.
[Pirman/Kisahikmah]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar